Menurut Abdi, Kabupaten Gayo Lues yang terhampar dengan tanah luas dan air yang berlimpah, membuat wilayah ini berpotensi dalam pengembangan sektor tersebut, dengan melihatkan seluruh stakeholder, baik dari Desa, Kecamatan hingga Kabupaten.
Pemuda Kutelintang ini juga menguraikan, saat ini sudah selayaknya pemimpin baru memprioritaskan budidaya dan pengembangan perikanan pada setiap wilayah yang ada di Kabupaten berjuluk Negeri Seribu Bukit itu, pasalnya Kabupaten Gayo Lues memiliki tekstur tanah yang sangat bagus dalam budidaya perikanan serta memiliki sumber air yang luar biasa, sehingga jika hal ini dimanfaatkan, maka dapat dipastikan akan mampu meningkatkan perekonomian warga diseluruh Desa.
“Dengan catatan, dalam hal pengembangan perikanan disetiap Desa ini, tentu harus dilakukan pendampingan, terutama putra putri Gayo Lues Alumni Perikanan,” tuturnya.
Selain sektor perikanan sambung Abdi, sektor Wisata juga harus ditingkatkan, melihat kondisi alam Gayo Lues yang sangat indah. Terlebih Gayo Lues sudah memiliki dua modal dasar besar, yakni Taman Nasional Gunung Leuser serta Tari Saman yang sudah diakui Unesco sebagai Warisan Budaya Tak Benda pada 24 November 2011 silam.
“Kedua modal besar ini, tentu bisa sebagai paket jualan komplit bagi Pemerintah Daerah dalam menarik wisatawan lokal dan mancanegara ke Gayo Lues,” sampainya.
Dengan berkembangnya sektor wisata, tentu berbagai UMKM juga bisa didorong untuk membuat produk-produk lokal yang berkualitas baik dan murah, serta memberikan bimbingan kepada para pemuda pemudi setempat, dalam memberikan pelayanan kepada setiap pewisata yang hadir ke Gayo Lues.
“Alam Gayo Lues sangat cocok untuk pewisata pecinta alam dan arung jeram. Untuk itu pengembangannya harus serius dalam meningkatkan Pendapatan Asli Daerah,” pinta Abdi Shalihin, S.Pi. (red)