Pidie Jaya, SiberAceh.com – Maraknya kios di Kabupaten Pidie Jaya yang menyediakan wahana permainan Cabit Boneka, membuat beberapa tokoh agama di kabupaten berjuluk Negeri Japakeh itu angkat bicara, pasalnya permainan tersebut umumnya di mainkan anak – anak dibawah umur.
Terlebih dalam permainannya, anak – anak itu harus membeli koin dengan nilai Rp. 1000 rupiah, untuk menggerakkan satu alat untuk mencabit Boneka yang ada di dalam lemari, dengan berlaku durasi per koinnya lebih kurang 5 menit.
Alhasil, sudah bisa dipastikan 99,9 persen para pemain gagal mencabit boneka yang tersedia didalam box tersebut, sehingga uang jajan anak - anak yang seharusnya dibelanjakan untuk membeli jajanan, harus terkuras sia - sia dalam kotak cabit boneka itu.
Tgk. H. Musri, salah satu tokoh Agama setempat menegaskan, sebaiknya alat atau sarana permainan Cabit Boneka itu ditiadakan di Pidie Jaya. Untuk itu Pemerintah Daerah harus bergerak cepat dalam hal tersebut, guna menghindari permainan tersebut menjamur.
"Saya berharap, permainan seperti itu ditiadakan saja, karena bisa merusak mental anak - anak Pidie Jaya," tegas H. Musri.
Ditempat yang sama, Ketua Baitul Mal Pidie Jaya, Tgk. H. Marzuki Ali, menuturkan, Pemerintah Daerah harus segera meminta pendapat MPU setempat dalam hal permainan tersebut.
"Menurut saya itu termasuk permainan Maisir karena ada untung dan rugi. Bahkan dipermainan tersebut banyak mudaratnya, makanya pihak Pemerintah harus segera berkoordinasi dengan MPU dalam hal ini,” tuturnya. (HR)