Gayo Lues, SiberAceh.com – Dalam
rangka mensinergikan program Grand Desain Alternative Development (GDAD), Badan
Narkotika Nasional Kabupaten Gayo Lues (Galus), menggelar rapat kerja (Raker)
bersama stakeholder, bertempat di Aula Nusa Indah Blangkejeren, Rabu, 1
Februari 2023.
Dalam sambutannya, Kepala BNNK Gayo Lues, Fauzul Iman, menguraikan, menurut hasil survey yang dilaksanakan BNN di tahun 2021, penyalahgunaan narkoba di Indonesia sebesar 1,95 persen atau sekitar 3,6 juta orang, dengan kategori setahun pakai. Sementara pada kategori pernah pakai sebesar 2,57 persen atau sekitar 4,8 juta orang.
Namun demikian, khusus wilayah Aceh, akar masalah penyalahgunaan ganja bersumber dari kultivasi ganja yang ada di pulau Sumatera, khususnya Provinsi Aceh, terutama di lereng Taman Nasional Gunung Leuser dan hutan lindung, yang 70 persennya ada di Kabupaten Gayo Lues.
Anehnya, dari fakta dan data demografi, Provinsi Aceh juga mengalami masalah sosial yang harus mendapatkan perhatian dalam percepatan pembangunan, seperti angka kemiskinan 15,32 persen (termiskin se sumatera), pengangguran 6,36 persen (tertinggi ke-2 se sumatera) dan rendahnya pertumbuhan ekonomi 4,61 persen (terendah ke-3 se sumatera).
“Dengan memperhatikan fakta dan data tersebut, penting dilakukan pemberdayaan alternative mengingat dalam kriteria kawasan rawan narkoba, ada 5 faktor pendukung yang memicu terjadinya kawasan rawan narkoba, yaitu tingginya kemiskinan. Makin tinggi angka kemiskinan maka akses untuk mendapatkan pendidikan akan semakin sulit, yang berdampak naiknya angka pengangguran dan tingginya angka putus sekolah,” tutur Fauzul.
Oleh karena itu sambungnya, Pemerintah sejak tahun 2008 lalu telah memperkenalkan program Alternative Development, sebagai terobosan percepatan pembangunan bagi Aceh yang mandiri, sejahtera, dan berkelanjutan. Khususnya untuk Kabupaten Gayo Lues yang menjadi salah satu daerah pilot project dalam program Grand Desain Alternative Development (GDAD) 2016-2025, sebagai program pengurangan dampak buruk narkoba melalui pendekatan kesejahteraan dan berkelanjutan. Denga hasil akhir, program GDAD di Kabupaten Gayo Lues mampu menekan angka kultivasi ganja dan meningkatkan kesejahteraan serta kemandiriaan untuk masyarakat di Kabupaten Gayo Lues, papar Kepala BNNK Gayo Lues.
“Inpres nomor 2 tahun 2020 telah mengamanatkan kepada Pemerintah Daerah, agar melakukan fasilitasi dan melaksanakan rencana aksi daerah (RAD) P4GN periode 2020-2024,” kata Bambang.
Dikatakan, saat ini Pemda Gayo Lues sedang membentuk Tim Terpadu P4GN dan akan menyebar di seluruh Kecamatan dan Desa. Dengan terbentuknya tim terpadu ini, diharapkan mampu mengoptimalkan peran masing-masing Badan, Dinas, Kecamatan dan Perangkat Desa, dalam mencegah laju angka Prevalensi penyalahgunaan narkotika dan kultivasi ganja di Gayo Lues.
“Program pemberdayaan alternatif merupakan langkah kongkret dalam upaya menekan pravelensi kultivasi ganja. Saat ini Pemerintah Pusat melalui BNN-RI telah membuka kesempatan seluas-luasnya bagi Pemerintah Daerah, dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui program pemberdayaan Alternatif di kawasan rawan narkoba dan kawasan yang rentan terhadap penyalahgunaan narkoba,” ungkapnya.
Usai membuka Rapat kerja tersebut, Pj Sekda Gayo Lues juga sempat memberikan materi yang berjudul, Sinergi Pemda Gayo Lues dalam Program Pembedayaan Alternatife. (Bung Seno)